SPN Polda Sulteng Merajut Simpul Pancasila di Labuan Panimba

pojokDONGGALA | Selasa (3/6/2025) suasana di aula kantor Desa Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, terasa berbeda dari biasanya. Bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan sebuah jembatan kepedulian yang dibangun oleh Sekolah Polisi Negara (SPN) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah. Hari itu, Pancasila tidak hanya diperingati sebagai tanggal merah, namun dihidupkan dalam aksi nyata: menyalurkan bantuan sosial dan berbagi edukasi bagi 25 warga yang paling membutuhkan.
Kepala SPN Polda Sulteng, AKBP Seminar Sebayang menjelaskan esensi di balik kegiatan ini. “Dua puluh lima warga yang mendapat paket bantuan sosial ini adalah saudara-saudara kita yang belum memiliki pekerjaan menetap,” ujarnya. Kalimat itu bukan sekadar data, melainkan sebuah penekanan pada realitas sosial yang sering terlewatkan: mereka yang paling rentan, yang paling membutuhkan uluran tangan.
Bagi AKBP Seminar Sebayang, momen ini jauh melampaui sekadar agenda seremonial. “Dalam momentum Hari Pancasila, mestinya kita semua memiliki kepedulian terhadap sesama, sebagaimana implementasi nilai-nilai luhur Pancasila sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” tuturnya. Ini adalah perwujudan konkret dari prinsip dasar bangsa, di mana empati dan solidaritas menjadi pondasi utama. Pancasila, yang seringkali terasa abstrak dalam lembaran buku, menjadi hidup dalam setiap paket bansos yang disalurkan.
Namun, kegiatan SPN Polda Sulteng ini tak berhenti pada pemberian materi semata. Sebelum tangan-tangan yang tulus menyerahkan paket bantuan, sebuah sesi edukasi yang berharga telah digelar. Peserta pendidikan pengembangan (DIKBANGPES) gelombang III tahun 2025 dan peserta pelatihan Manajemen Operasional Polsek (MOP) turut serta dalam sesi ini. Mereka berinteraksi langsung dengan warga, memberikan pemahaman mendalam tentang bahaya narkoba—ancaman laten yang bisa merusak sendi-sendi masyarakat—serta menyosialisasikan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Ini adalah investasi sosial yang tak ternilai. Membekali warga dengan pengetahuan tentang bahaya narkoba adalah langkah preventif, menjaga masa depan generasi muda dari jerat yang mematikan. Sedangkan edukasi Kamtibmas adalah upaya bersama untuk membangun lingkungan yang aman, di mana setiap warga merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketertiban.
AKBP Seminar Sebayang menyuarakan harapannya agar kegiatan semacam ini tidak berhenti di sini. “Semoga kegiatan ini akan berkelanjutan sehingga dapat menyentuh langsung pada masyarakat yang membutuhkan, khususnya mereka-mereka yang belum memiliki penghasilan yang tetap,” harapnya, menyiratkan visi jangka panjang untuk dampak yang lebih luas dan berkesinambungan.
Yang menarik, sebagian besar penerima bansos ini adalah warga yang bermukim di sekitar markas SPN Polda Sulawesi Tengah. Ini menunjukkan bahwa program “Polri Untuk Masyarakat” bukan hanya slogan, melainkan upaya konkret untuk menciptakan ikatan emosional dan praktis antara institusi pendidikan kepolisian dengan komunitas terdekatnya.
“Pemberian paket bantuan sosial ini juga merupakan bagian dari kepedulian SPN Polda Sulteng kepada warga sekitar dan diharapkan bisa bermanfaat,” tutup AKBP Seminar Sebayang.
Lebih dari sekadar membagikan paket, SPN Polda Sulteng telah merajut simpul-simpul kebaikan dan kepedulian di Desa Labuan Panimba. Ini adalah narasi tentang bagaimana sebuah lembaga penegak hukum tidak hanya hadir dengan seragam dan aturan, tetapi juga dengan hati dan semangat kebersamaan, membangun jembatan persahabatan yang kokoh demi terwujudnya keamanan dan kesejahteraan masyarakat, sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila yang terus digaungkan. (bmz)