Ribuan Warga Beradu Strategi di Turnamen Domino Kapolda Sulteng Cup

PALU, pojokSULTENG | Halaman Mako Polda Sulawesi Tengah berubah menjadi arena hangat penuh semangat. Sebanyak 1.512 peserta dari penjuru Sulawesi dan Kalimantan berkumpul untuk mengikuti Semarak Bhayangkara Open Tournament Domino Kapolda Sulteng Cup 2025, Kamis (3/7/2025). Di turnamen terbuka itu, bukan hanya kartu yang digenggam, tetapi semangat persaudaraan, kolaborasi, dan rasa saling percaya antar masyarakat dan institusi negara.
Dibuka langsung oleh Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol. Agus Nugroho, turnamen domino ini menjadi ikon semarak Hari Bhayangkara ke-79. Mengusung tema “Polri Untuk Masyarakat”, kegiatan ini bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang silaturahmi terbuka antara Polri, pemerintah, dan masyarakat.
“Permainan domino adalah warisan budaya rakyat, sarat nilai sportifitas, konsentrasi, dan kejujuran. Ia mengajarkan strategi, namun juga kebersamaan. Melalui even ini kita mempererat tali persatuan dalam bingkai kebangsaan,” ujar Kapolda dalam sambutannya.
Turut hadir dalam pembukaan berbagai tokoh daerah, seperti Ketua PB PORDI Sulteng, Rektor Untad, Wakapolda, unsur Forkopimda, Ketua Tim Penggerak PKK, serta para pejabat utama Polda Sulteng.
Tradisi Rakyat, Hadiah Spektakuler
Permainan domino yang dulunya hanya dikenal di sudut-sudut kampung, kini berdiri sejajar sebagai cabang olahraga resmi di bawah PORDI (Persatuan Olahraga Domino Indonesia). Tak heran bila turnamen ini menyedot perhatian peserta dari Manado, Tarakan, Luwu, Samarinda, Balikpapan, Mamasa, hingga Pasangkayu.
Menurut Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono, turnamen ini diikuti oleh 756 pasang pemain atau 1.512 peserta dan memperebutkan hadiah utama berupa dua unit mobil MPV, sepuluh sepeda motor, serta sejumlah uang tunai.
“Kami ingin tunjukkan bahwa Polri hadir di tengah masyarakat tak hanya dalam tugas-tugas pengamanan, tapi juga memberi ruang hiburan, apresiasi, dan pemberdayaan ekonomi,” jelas Djoko.
Kegiatan Sosial
Tak hanya soal kompetisi, Semarak Bhayangkara kali ini juga diramaikan dengan pembagian 2.300 paket sembako, pasar murah, serta pasar UMKM yang melibatkan pelaku usaha lokal. Deretan tenda UMKM tampak ramai dikunjungi warga yang antusias menikmati produk lokal dengan harga bersahabat.
Rangkaian kegiatan pun semakin semarak dengan lomba video kreatif, lomba mewarnai dan menggambar untuk anak-anak, lomba Dero massal, hingga kompetisi karaoke. Kegiatan ini menandai bahwa Hari Bhayangkara bukan hanya milik institusi, tapi milik masyarakat.
“Turnamen ini bukan hanya tentang permainan. Ini tentang keberpihakan, kolaborasi, dan semangat gotong royong dalam merawat nilai-nilai kebangsaan,” pungkas Kapolda.
Kapolda Cup bukan hanya tentang siapa menang, tapi tentang bagaimana olahraga rakyat mampu menjadi jembatan sosial, ruang kebersamaan, dan bukti nyata bahwa Polri hadir untuk masyarakat—dengan mendengar, menyapa, dan membangun. (bmz)