Wahidin Ramadhan Pangova: Adu Cepat Tanpa Alas Kaki, Gerimis Tak Surutkan Semangat

LANGIT mendung dan gerimis yang enggan reda, Jalan Dr Wahidin di Besusu Barat, Kota Palu, berubah menjadi arena penuh semangat. Sorak sorai penonton membahana, menyambut kembalinya balap lari tradisional tanpa alas kaki, Wahidin Ramadhan Pangova. Ajang yang telah memasuki tahun ketiganya ini kembali digelar mulai Jumat hingga Minggu (21-23 Maret 2025), menjadi magnet bagi warga yang rindu akan hiburan bernuansa tradisi.
Meski cuaca kurang bersahabat, antusiasme tak surut. Seremoni pembukaan pada Jumat malam (21/3/2025) tetap berlangsung meriah, meski sesekali sound system macet dan harus digantikan dengan toa seadanya. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Palu, Amiruddin, yang mewakili Wali Kota Palu, membuka secara resmi acara tersebut. Hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Moh Arif Lamakarate, Camat Palu Timur Gunawan, serta Lurah Besusu Barat, Andriani. Para sponsor yang turut mendukung acara ini juga tampak di barisan undangan, ikut menyemarakkan malam pembukaan.
Balapan, Kebersamaan, dan Harapan
Balap lari tradisional ini bukan sekadar adu kecepatan, melainkan juga ajang kebersamaan. Kadispora Amiruddin dalam sambutannya menekankan bahwa ajang seperti ini mampu mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat. Lebih dari itu, ia berharap dari Wahidin Ramadhan Pangova akan lahir atlet-atlet muda berbakat yang kelak bisa berprestasi di tingkat lebih tinggi.
“Saya melihat ini sangat positif karena ada unsur olahraganya juga sebagai sarana hiburan bagi warga. Jadi ke depan saya berharap kita dapat saling bekerja sama agar kegiatan ini lebih meriah,” ujarnya.

Menariknya, meski sudah tiga kali digelar, panitia tidak sekalipun mengajukan proposal ke Dispora Kota Palu untuk mendapatkan bantuan. “Padahal, kami di Dispora punya fasilitas melalui Kormi untuk kegiatan seperti ini,” tambah Amiruddin, mengisyaratkan dukungan bagi pengembangan ajang ini ke depannya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Palu, Moh Arif Lamakarate, berpesan agar panitia bisa menjadi tuan rumah yang baik, terutama karena peserta yang ikut serta bukan hanya dari sekitar Besusu Barat dan Kota Palu, tetapi juga dari luar daerah, termasuk Sulawesi Barat.
“Tunjukkan bahwa kita bisa menjadi tuan rumah yang baik dan bisa mencetak atlet yang berprestasi. Dan satu lagi, jangan lupa jaga kebersihan!” tegasnya.
Semangat di Tengah Gerimis
Hujan rintik-rintik yang turun sepanjang malam tak menyurutkan semangat para peserta maupun penonton. Di tepi arena, penonton bersorak, meneriakkan nama jagoan mereka. Jalan Dr Wahidin yang menjadi lintasan seolah bergetar oleh semangat para pelari yang melaju kencang tanpa alas kaki, mengandalkan kelincahan dan daya tahan mereka. (bmz)
Untuk dua hari berikutnya, balap lari tradisional Wahidin Ramadhan Pangova akan dimulai lebih awal, yakni pukul 22.00 WITA. Ajang ini tidak hanya menghidupkan suasana Ramadan dengan tradisi khas, tetapi juga menjadi bukti bahwa semangat sportivitas dan kebersamaan bisa tetap menyala, bahkan di bawah rintik hujan. (bmz)